TUGAS AGAMA
“ASBABUN NUZUL“
Surat Al-Mujadilah
OLEH :
Nama : Suci
Fitriani (30)
Kelas : XII
IA 6
SMAN 1 Sukoharjo
Jalan Pemuda
38, Jetis, Sukoharjo
Tahun Pelajaran
2013/2014
- Al Mujaadalah artinya wanita yang membantah, al mujaadilah artinya wanita yang mengajukan gugatan.
- Surat Al Mujadalah diwahyukan di Madinah, diturunkan setelah surat Al Munafiqun.
- Surat Al Mujadalah berisi 22 ayat, 3 ruku’, awal dari juz 28
Surat Al Mujadalah ayat 11:
Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah
niscaya Alloh akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:
“Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Alloh akan meninggikan orang-orang
yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. dan Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Al Mujadalah 11)
Kandungan Ayat 11 Surat Al Mujadalah:
- Ayat 11
Surat Al Mujadalah terletak di halaman 434 baris 7 sampai 10.
- 2 perintah
dan 2 janji Alloh:
2 perintah:
1. Berlapang-lapanglah dalam majlis. 2. Berdirilah …
2 janji
Alloh: 1. Alloh akan memberi kelapangan 2. Alloh akan meninggikan derajat
Asbabun Nuzul QS. Al-Mujadalah ayat
11 ini,
diriwayatkan oleh Ibn Abi Hatim dari Muqatil bin Hibban, ia mengatakan bahwa
pada suatu hari yaitu hari Jum’at, Rasulullah Saw berada di Shuffah mengadakan
pertemuan di suatu tempat yang sempit, dengan maksud menghormati pahlawan
perang Badar yang terdiri dari kaum Muhajirin dan Anshar. Beberapa pahlawan
perang Badar ini terlambat datang, diantaranya Tsabit bin Qais, sehingga mereka
berdiri diluar ruangan. Mereka mengucapkan salam “Assalamu’alaikum Ayyuhan Nabi
Wabarakatuh”, lalu Nabi menjawabnya. Mereka pun mengucapkan sama kepada
orang-orang yang terlebih dahulu datang, dan dijawab pula oleh mereka. Para
pahlawan Badar itu tetap berdiri, menunggu tempat yang disediakan bagi mereka
tetapi tak ada yang memperdulikannya. Melihat keadaan tersebut, Rasulullah
menjadi kecewa lalu menyuruh kepada orang-orang di sekitarnya untuk berdiri.
Diantara mereka ada yang berdiri tetapi rasa keengganan nampak di wajah mereka.
Maka orang-orang munafik memberikan reaksi dengan maksud mencela Nabi, sambil
mengatakan “Demi Allah, Muhammad tidak adil, ada orang yang lebih dahulu datang
dengan maksud memperoleh tempat duduk di dekatnya, tetapi disuruh berdiri untuk
diberikan kepada orang yang terlambat datang”. Lalu turunlah ayat ini.
Bagian akhir
ayat ini menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat tinggi kedudukan orang yang
beriman dan orang yang diberi ilmu. Orang-orang yang beriman diangkat
kedudukannya oleh Allah dan Rasul-Nya, sedangkan orang-orang yang berilmu
diangkat kedudukannya karena mereka dapat member banyak manfaat kepada orang
lain. Ilmu disini tidak terbatas pada ilmu-ilmu agama saja, tetapi termasuk di
dalamnya ilmu-ilmu keduniaan. Apapun ilmu yang dimiliki seseorang bila ilmu itu
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, ilmu itu tergolong salah satu dalam
tiga pusaka yang tidak akan punah meskipun pemiliknya telah meninggal dunia.
Tiga pusaka dimaksud adalah sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang
shaleh yang mendoakan kepada orang tuanya.
Dalam QS.
Al-Mujadalah ayat 11 di atas, Allah menganjurkan kepada kita agar senantiasa
mau bekerja keras, baik dalam menuntut ilmu maupun bekerja mencari nafkah.
Hanya orang-orang yang rajin belajarlah yang akan mendapatkan banyak ilmu. Dan
hanya orang-orang yang berilmulah yang memiliki semangat kerja untuk meraih
kebahagiaan hidup. Oleh karena itu, Allah menjamin akan mengangkat derajat
kehidupan orang-orang yang beriman dan berilmu.
Dalam
kehidupan sehari-hari kita dapat menyaksikan orang yang rajin belajar dan
bekerja hidupnya sukses dan berprestasi, sedangkan orang yang malas dan tidak
memiliki ilmu hidupnya susah dan selalu gagal. Betapa pentingnya memiliki ilmu
pengetahuan dan semangat berkerja keras. Sebab hanya dengan ilmu yang
bermanfaat dan amal yang bergunalah manusia akan mendapatkan kebahagiaan hidup,
baik di dunia maupun di akhirat.
Perilaku orang yang mengamalkan isi
kandungan ayat antara lain :
- Perilaku disiplin dan taat asas, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan baik diri sendiri maupun orang lain
- Menghormati hak dan kewibawaan orang lain, sebab pada dasarnya semua orang ingin dihargai dan dihormati kewibawaannya
- Rajin dan giat mencari ilmu, baik ilmu umum maupun ilmu agama
- Rajin dan taat beribadah kepada Allah
- Bersikap sportif dan konsekuen dengan bersedia menerima kesalahan dan kekurang diri sendiri serta mengakui kelebihan dan kebenaran dari orang lain
- Bekerja/belajar sesuai dengan aturan yang telah ditentukan
- Bekerja/belajar dengan penuh semangat, sehingga dipandang sebagai sesuatu yang menyenangkan
- Bekerja dengan sikap penuh tanggung jawab, tidak hanya kepada manusia melainkan kepada Allah
- Bekerja dengan didasari niat ibadah kepada Allah Swt.
Sebagai
generasi yang hidup pada era modern, persaingan hidup semakin ketat dan peluang
mendapat pekerjaan semakin sempit, hendaknya kita dapat mempersiapkan diri
dengan berbagai bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta etos kerja yang
baik. Dengan demikian kita tidak akan tertinggal oleh generasi lain yang juga
memiliki perbekalan diri yang cukup. Oleh sebab itu, hendaknya kita dapat
membiasakan diri beretos kerja yang baik sejak saat ini. Untuk dapat
membiasakan diri menerapkan beretos kerja yang baik, hendaknya terlebih dahulu
diperhatikan :
- Pahami dengan baik bahwa waktu dan kesempatan datangnya hanya sekali dalam seumur hidup. Hari ini tidak akan datang lagi pada hari esok atau lusa, ia akan terkubur oleh hari-hari berikutnya.
- Biasakan menghargai waktu dan menggunakannya untuk hal-hal yang positif, jangan biarkan waktu berlalu tanpa arti atau terisi dengan perbuatan yang sia-sia
- Biasakan hidup teratur dan bersikap disiplin, taat kepada aturan, tepat atas komitmen, dan setia pada janji, sehingga hidup terasa indah dan bermakna
- Jadikan suatu pekerjaan sebagai kewajiban yang harus ditunaikan, sehingga tidak terbersit pikiran akan menyepelekannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar